Mahasiswa Untad, Jualan Stiker Demi Penuhi Biaya Kuliah
BERJUANG DEMI PENDIDIKAN
OLEH: STENLY
SULAWESI HEBAT - Orang sering mengatakan kalau pendidikan itu mahal. Ya, ungkapan ini memang benar adanya. Setidaknya,
begitulah yang dirasakan mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Tadulako (Untad) Jurusan Kimia, Yusak
Duruka.
Yusak Duruka harus bekerja keras, banting tulang demi membiayai pendidikannya sejak. Mahasiswa berdarah Mori Bada tersebut menceritakan, awalnya dia masih dibiayai oleh ayahnya kuliah. Namun, karena ayahnya telah meninggal dunia sejak tahun lalu dia harus berusaha memenuhi kebutuhannya sendiri.
“Awalnya saya masuk di Untad dibiayai sama papa. Tapi semenjak papa meninggal, ibu sudah
tidak sanggup mengonkos kuliah
saya ditamba lagi masih ada adik-adik saya di kampung yang masih kecil yang
harus di ongkos ibu saya,” jelas Yusak pada Sulteng Post, Rabu (8/6/2016).
Baginya, berjualan
stiker sebenarnya tidak akan menjadi pilihan bagi dirinya jikalau sang bunda
masih mampu mengongkos dirinya untuk kuliah dan membiayai hidup sehari-hari di Kota Kaledo ini.
Dengan kekurangan
ekonomi itulah mahasiswa semester empat Untad ini harus
berusha lebih keras lagi menghadapi kerasnya hidup di tanah rantau menempuh pendidikan.
Modalnya relatif
kecil, sekitar
Rp200.000. Modal itu kembali
ia putar
lagi menjadi modal untuk mencari untung selanjutnya.
“Modal
awal saya jualan stiker Rp200.000. Syukur masih bisa saya putar-putar
dapat untung sedikit,” kata Yusak.
Untuk berjualan stiker sehari-harinya Yusak dengan
semangat untuk merai gelar sarjana dirinya diwaktu luang saat di kampus harus
menawarkan barang dagangannya dari mahasiswa ke mahasiswa lain tanpa harus
gengsi.
“Sasaran untuk jualan stiker ini, hanya sama teman
sekampus karena desain stiker jualan saya rata-rata berlatar belakang
Universitas Tadulako,” ungkapnya.
Ketika disinggung tentang uang kiriman orang tua, ia
sejenak terdiam seolah memikirkan sasuatu. Setelah itu ia berusaha menjawab
dengan nada sangat pelan bahkan hampir tidak terdengar, ketika diminta
mengulangi apa yang diucapkan tadi barulah dapat terdengar dengan baik.
Ia mengatakan saat ini ia sudah tidak mendapatkan
uang kiriman dari kampung, lalu kemudian ia bercerita bahwa sang ibu tercinta
sudah tak sanggup memberinya kiriman setiap bulannya karena oleh keadaan yang tak
memungkinkan.
Posisinya sebagai mahasiswa dan harus berjualan stiker
bukanlah sesuatu yang mudah.
Yusak harus pandai mengatur waktu dengan baik.
Seusai kuliah lalu kembali ke kos kaka sepupunya
tempat ia menumpang itu biasanya sore hari dan kembali merancang desain baru
stiker untuk di cetak malamnya pada jasa percetakan untuk dijual besok pagi
saat pergi ke kampus.
“Selain berusaha mau kejar target uang semester saya
tak lupa sisipkan pula memenuhi keperluan kuliah seperti fotocopy, buku, biaya
print hingga tabungan untuk makan,” jaela yusak dengan sedikit senyum.
Yusak berharap dengan universitas dan semua
pemamngku kepentingan untuk tetap memperhatikan orang-orang yang tidak mampu
namun memiliki tekad untuk kuliah.
“Saya berharap dengan universitas dan semua instansi
pemerintah maupun swasta untuk memperhatikan orang-orang kecil, apalagi yang
punya tekad kuat untuk sekolah,” tutupnya.TEN
Salut buat juniorku satu ini. No matter how hard life, make it fun. in which how we can survive ourselves
BalasHapussemangat teman waktu sd
BalasHapus